BNPB Targetkan Relokasi Pengungsi ke Shelter Terpadu 2 Minggu Lagi, Ini Rencana Lengkapnya

Prediksi HK — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mempercepat proses konsolidasi tempat pengungsian untuk korban bencana di sejumlah wilayah Sumatera. Targetnya, dalam waktu satu hingga dua minggu ke depan, warga terdampak banjir bandang dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat akan mulai direlokasi ke titik-titik shelter terpadu yang lebih tertata.

“Kami berharap fase transisi dari pengungsian yang masih terpencar ke shelter terpadu ini bisa segera terealisasi dalam satu hingga dua minggu ke depan,” ujar Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, dalam konferensi pers daring pada Jumat (12/12/2025).

Shelter Terpadu Sebagai Fase Transisi Menuju Hunian Sementara

Abdul menjelaskan bahwa pembangunan shelter terpadu ini merupakan langkah strategis sebelum hunian sementara (huntara) benar-benar siap ditempati. Shelter terpadu dirancang sebagai tempat penampungan yang lebih layak dengan fasilitas dasar yang memadai.

“Nantinya, setelah huntara selesai dibangun, warga yang ada di shelter terpadu akan dipindahkan lagi ke huntara. Mereka akan tinggal di huntara sambil menunggu proses penyiapan hunian tetap,” jelas Abdul.

Setiap lokasi shelter terpadu akan dilengkapi dengan sejumlah layanan dasar untuk mendukung kehidupan sehari-hari pengungsi. Fasilitas tersebut meliputi dapur umum, pos layanan kesehatan, ruang belajar sementara untuk anak-anak, serta fasilitas MCK yang memadai. Pendekatan ini bertujuan untuk memulihkan rasa normalitas dan memberikan perlindungan psikososial, terutama bagi kelompok rentan.

Distribusi Logistik Tenda untuk Wilayah Terdampak

Untuk mendukung target tersebut, BNPB telah mendistribusikan bantuan tenda ke wilayah-wilayah terdampak parah, salah satunya Aceh Tamiang. Bantuan yang dikirim terdiri dari 30 unit tenda peleton yang akan dijadikan basis shelter terpadu, serta 984 unit tenda keluarga.

Per Jumat lalu, progres pemasangan sudah berjalan. Delapan tenda peleton telah berdiri di delapan kecamatan berbeda, sementara lebih dari 660 tenda keluarga telah terpasang di 12 kecamatan di Aceh Tamiang.

Upaya konsolidasi ini menjadi bagian penting dari manajemen pengungsian jangka menengah. Dengan memusatkan pengungsi di lokasi yang dilengkapi fasilitas memadai, distribusi bantuan, monitoring kesehatan, dan dukungan psikososial diharapkan dapat berjalan lebih efektif dan terukur, sebelum warga benar-benar mendapatkan hunian yang lebih permanen.