Bantuan Plan Indonesia untuk Anak Korban Banjir Aceh, Soroti Risiko Kesehatan dan Kondisi Darurat

Prediksi SGP — Yayasan Plan Internasional Indonesia (Plan Indonesia) mengerahkan bantuan darurat bagi anak-anak yang menjadi korban banjir bandang di Aceh. Bantuan telah didistribusikan ke sejumlah kecamatan di Kabupaten Bireuen dan Pidie Jaya.

Di lapangan, distribusi bantuan mencakup paket kebersihan yang juga menyertakan kebutuhan kesehatan menstruasi, serta paket tempat tinggal darurat yang berisi selimut, terpal, dan tikar. Plan Indonesia telah mengaktifkan Tim Tanggap Darurat sejak 29 November untuk mendistribusikan bantuan tersebut secara langsung.

Direktur Eksekutif Plan Indonesia, Dini Widiastuti, yang turun langsung ke lokasi, menggambarkan kondisi yang sangat memprihatinkan. “Kami melihat keluarga yang tidur di lantai tanpa alas, anak-anak di pengungsian dengan sanitasi yang buruk dan akses air bersih yang minim. Risiko bagi perempuan dan anak-anak perempuan sangat mengkhawatirkan,” ujar Dini dari Pidie Jaya.

Salah satu temuan kritis adalah keterbatasan sumber air bersih. Dini menjelaskan, hanya ada satu sumber air yang digunakan bersama oleh seluruh warga untuk berbagai kebutuhan, mulai dari mandi, mencuci, hingga buang air. Minimnya fasilitas yang layak dan privasi ini telah memicu masalah kesehatan seperti ruam kulit, infeksi luka, dan gejala awal infeksi saluran pernapasan pada anak-anak.

Risiko ini semakin meningkat pada malam hari karena terbatasnya penerangan, yang membahayakan keamanan kelompok rentan. Selain itu, bencana ini juga menghancurkan mata pencaharian utama masyarakat. “Banyak keluarga bergantung pada pertanian, namun sawah dan ladang mereka rusak tersapu banjir atau tertimbun longsor. Tanpa lahan, pemulihan ekonomi akan berjalan sangat lambat,” tambahnya.

Tantangan lain yang dihadapi adalah akses ke lokasi terpencil. Tim Plan Indonesia melaporkan setidaknya 48 desa masih terisolasi. Warga terpaksa menggunakan cara berbahaya, seperti perahu kayu kecil atau kereta besi rakitan dengan sistem katrol manual, untuk menyeberangi sungai berarus deras guna mendapatkan bantuan pokok atau pertolongan medis.

“Hambatan ekstrem ini memperlambat pengiriman bantuan secara signifikan, terutama untuk kelompok yang paling rentan seperti anak-anak, ibu hamil, dan lansia. Selama akses terputus, risiko kesehatan dan keamanan mereka akan terus meningkat,” pungkas Dini.

Upaya Plan Indonesia ini menjadi bagian dari respons kemanusiaan untuk memenuhi kebutuhan mendesak sekaligus menyoroti kondisi darurat yang kompleks, di mana bantuan logistik dan perlindungan anak menjadi prioritas utama di tengah situasi yang masih sangat sulit.

Dengan mengunci dana DHE SDA di dalam sistem Himbara untuk jangka waktu yang lebih panjang, pemerintah berharap dapat menciptakan stabilitas yang lebih baik dalam pasokan valuta asing. Langkah ini diyakini akan berdampak positif pada penguatan nilai tukar Rupiah dan memberikan pondasi yang lebih kuat bagi pasar keuangan domestik.

“Kami perlu melakukan penyesuaian terhadap kebijakan yang selama ini belum berjalan optimal. Stabilitas pasokan dolar adalah langkah pertama sebelum kami memikirkan langkah strategis berikutnya,” pungkas Purbaya menegaskan komitmen pemerintah untuk memaksimalkan peran DHE SDA bagi perekonomian nasional.