Bandar Toto Macau — Bupati Aceh Utara, Ismail Jalil, menyampaikan keluhan bahwa wilayahnya tidak pernah dikunjungi oleh Presiden Prabowo Subianto dalam rangka peninjauan dampak banjir bandang yang melanda Sumatera. Ia mengaku heran dan mempertanyakan apakah Kepala Negara tidak mengetahui bahwa Aceh Utara juga merupakan daerah yang terdampak bencana parah.
Keluhan tersebut disampaikan Ismail secara langsung di hadapan Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, dalam sebuah rapat koordinasi satgas pemulihan pascabencana di Aceh, Selasa (30/12/2025).
Rasa Diabaikan di Tengah Bencana
“Mungkin di Aceh Utara selama ini, Pak Presiden selalu ke Tamiang dan Takengon, Aceh Tengah, serta hadir di Pidie Jaya. Termasuk Wakil Presiden. Tapi untuk Aceh Utara, kayaknya kemana? Saya rasa, apa beliau tidak tahu ada banjir di sini?” ujar Ismail dalam rapat tersebut.
Ismail menegaskan bahwa mayoritas kecamatan di Aceh Utara mengalami kerusakan parah akibat diterjang banjir bandang. Ia menduga kabar mengenai kondisi Aceh Utara tidak menyebar luas karena putusnya jaringan internet dan mati listrik di wilayah tersebut, sehingga tidak menjadi viral.
Permohonan Bantuan dan Keprihatinan Mendalam
Dalam kesempatan itu, Ismail bahkan sempat menangis dan memohon bantuan helikopter kepada pemerintah pusat untuk menyalurkan bantuan logistik kepada masyarakat yang terisolir.
“Kami hanya bisa melihat bagaimana rumah-rumah hanyut. Kemudian bagaimana sarana ibadah hanyut. Kemudian manusianya hanyut dibawa arus. Kami hanya bisa melihat dari atap-atap rumah,” katanya dengan penuh keprihatinan.
Kerusakan Disebut Melebihi Tsunami Aceh
Menurut penilaian Ismail, tingkat kerusakan dan keparahan akibat bencana banjir dan longsor di Aceh Utara kali ini bahkan melebihi dampak yang ditimbulkan oleh Tsunami Aceh dahulu.
“Tapi pusat kayaknya tutup mata. Mungkin karena kami tidak ada sinyal HP dan mati lampu, sehingga tidak viral. Mungkin itu alasan beliau tidak hadir,” pungkas Bupati.
Data Korban dan Kerusakan dari Pemerintah Pusat
Secara terpisah, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengungkapkan data terbaru mengenai dampak bencana. Sebanyak 22 desa di Sumatera dinyatakan hilang tersapu banjir bandang dan longsor, dengan rincian 13 desa di Provinsi Aceh, 8 desa di Sumatera Utara, dan 1 desa di Sumatera Barat.
“Data kami menunjukkan bahwa ada desa yang hilang itu totalnya 22. Di Aceh ada 13 hilang, tersapu. Di Sumatera Utara ada 8. Sumatera Barat ada 1,” jelas Tito dalam konferensi pers perkembangan penanganan bencana di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (29/12/2025).
Selain itu, Tito menyebutkan sebanyak 1.580 kantor desa di wilayah Sumatera mengalami kerusakan, sehingga pemerintahan desa setempat tidak dapat berfungsi dengan normal. Dari jumlah tersebut, 1.455 kantor desa berada di Aceh.
“Jadi memang agak jauh bedanya, dan paling banyak itu adalah di Aceh Utara, 800 lebih, dan Aceh Tamiang,” sambungnya, mengonfirmasi bahwa Kabupaten Aceh Utara memang menjadi salah satu wilayah dengan tingkat kerusakan tertinggi.